wibiya widget

rss

Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan istilah umum dalam desain strategi pembelajaran untuk membantu perkembangan kelompok dan interaksi antar siswa. Pembelajaran kooperatif sebuah kelompok strategis pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama (Trianto, 2007: 42). Strategi ini dirancang untuk menyisihkan atau mengurangi kompetensi yang ditemukan di kelas. Strategi pembelajaran kooperatif ini khususnya dirancang untuk mendorong bekerja sama dan saling membantu satu sama lain untuk mencapai tujuan. Model pembelajaran kooperatif ini dikembangkan berdasarkan teori belajar kognitif-konstruktivis . Hal ini terlihat pada salah satu teory Vygostky, yaitu tentang penekanan pada hakikat sosiokultural dari pembelajaran. Vygostky yakin  bahwa fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul percakapan atau kerjasama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke dalam individu tersebut. Ilmpilkasi dari teori Vygostky ini dikehendaki nya susunan kelas berbentuk pembelajaran kooperatif.
Menurut Hilda dan Margaret (2002: 70) pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekannkan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih. Keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.
Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan atau metode mengajar dengan cara siswa bekerja atau belajar dalam kelompok yang kemampuan anggotanya beragam (Slavin, 1997: 284). Bekerjasama berarti  melakukan sesuatu bersama dengan saling membantu dan bekerja sebagai tim. Pembelajaran ini artinya belajar bersama, saling membantu dalam pembelajaran agar setiap anggota kelompok dapat mencapai tujuan atau menyelesaikan tugas yang berikan dengan baik. Cooperative Leraning (CL) atau Pembelajaran kooperatif membuat siswa yang bekerja dalam kelompok akan belajar lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang dikelasnya dikelola secara tradisional. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembalajaran yang berdasarkan faham konstruktivisme. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap anggota kelompok saling bekerjasama dan saling membantu untuk memahami materi. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran. Pembelajaran kooperatif turut menambah unsur-unsur interaksi sosial pembelajaran sains. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu kegiatan pembelajaran dengan  membuat kelompok belajar yang terdiri dari dua orang atau lebih yang mengutamakan kebersamaan  dan sikap saling membantu antara anggota kelompok sehingga tercapainya tujuan bersama dalam mencapai keberhasilan. Sehingga dalam pembelajaran kooperatif akan tercipta interaksi sosial yang baik antara siswa dalam kelompok.

Analisis Jurnal: Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Rekaman Video pada Mata Kuliah Neurobiologi

 Guided Discovery Learning with Videotaped Case Presentation in Neurobiology
 Robert A. Lavine, Ph.D.
Department of Pharmacology & Physiology
The George Washington University School of Medicine and Health Sciences
Washington, DC 20037 U.S.A.

Resume
Dalam penlitian Psikologi terhadap level sebelum jenjang perguruan tinggi menyatakan bahwa pembelajaran Discovery terbimbing menyatakan hasil yang lebih baik daripada pembelajaran discovery bebas ataupun pembelajran konvensional yang kurang terstruktur. Hal tersebut yang melatar belakangi penelitian ini, oleh Robert A. Lavine penelitian Discovery terbimbing pada mata kuliah sistem saraf dengan media video di terapkan pada mahasiswa di semester awal fakultas farmakologi dan Fisiologi. Pada pembelajaran ini tidak proses pembelajarn tidak lagi berpusat pada Dosen namun kearah pada Mahasiswa tersebut.
Di harapkan dengan pembelajaran seperti ini, mahasiswa bisa menemukan sendiri konsep-konsep yang menjadi dasar pemahaman sehingga mampu mengaplikasikan atau mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dijelaskan bahwa ciri khas pembelajarn discovery terbimbing ini terlatak pada empat hal yaitu:
1.    Perencanaan pra pembelajaran.
     Yaitu persiapan yang disiapkan sebelum riset atau sering dikenal dengan perencanaan pembelajaran.
2.    Tanggung jawab siswa terhadap materi yang dipelajari
Mahasiswa diharapkan tidak hanya memahami materi kuliah namun juga mampu menerapkan dan menguraikan hasil temuannya sendiri.
3.    Proses belajar terstruktur
     Yaitu  dengan bimbingan baik dari Dosen kepada Mahasiswa atau sesama mahasiswa itu sendiri.
4.    Bersifat aplikatif terhadap hal-hal klinis.
     Mahasiswa mampu menerapkan materi yang diterima lalu menghubungkan dengan dunia keshatan.
Penelitian ini menyajikan hasil penelitian dari mata kuliah sistem syaraf dengan pembelajaran discovery terbimbing menggunakan presentasi video. Meliputi struktur dan fungsi anatomi fisiologi sistem syaraf. Pembelajaran dimulai dengan menyajikan konsep-konsep materi sistem syaraf kemudian dilanjut dengan presentasi video dari penderita sistem syaraf yaitu struk kurang lebih selama setahun. Dari tiap segmen dijelaskan secara detail dan diiringi dengan pertanyaan-pertanyaan.
Metode Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada:
Tempat        :  Department of Pharmacology & Physiology  The George Washington University School of Medicine and Health Sciences  Washington, DC.
Sample          :  30 Mahasiswa semester awal dari Fakultas Farmakologi dan Fisiologi.
Pembelajaran dimulai dengan penyampaian tujuan pembelajaran dari sistem syaraf. Penjelasan pada minggu pertama berupa segmen anatomi dan fisiologi sistem syaraf dan dilanjutkan minggu berikutnya dengan membagi mahasiswa menjadi kelompok-kelompok kecil, selanjutnya memutar video tentang seorang penderita struk selama kurang lebih 1 tahun. Pembalajaran Discovery Terbimbing selalu diiringi dengan diskusi tanya jawab antara Dosen dengan Mahasiswa.
Setiap akhir pertemuan mahasiswa diberikan tugas untuk membuat laporan tertulis materi tentang sistem syaraf. Diharapkan mahasiswa aktif mencari dan menggali informasi dari refreansi buku maupun internet. Tugas tersebut yang dijadikan skala pengukuran kemampuan kognitif mahasiswa.
Evaluasi pembelajaran dengan skala Likert 1-6 yaitu: (1). sangat setuju, (2). setuju, (3). agak setuju, (4). agak tidak setuju, (5). tidak setuju,  dan (6). sanggat tidak setuju. Angket yang diisi oleh mahasiswa dengan pertanyaan yang berupa:
Q1: Apakah pembelajaran discovery terbimbing meningkatkan pengetahuan materi sistem syaraf saya?
Q2: Apakah pembelajaran discovery terbimbing meningkatkan motivasi saya mempelajari sistem syaraf?
Q3: Apakah pembelajaran discovery terbimbing meningkat kemampuan saya menerapkan materi sistem syaraf ke masalah klinis?
 Q4: Memperbaiki pemahaman saya, motivasi mempelajari, dan/atau kemampuan menerapkan neurobiology lebih dari ceramah biasa?.
Hasil dan Kesimpulan
Dari hasil penelitian kepada mahasiswa semester pertama dari Fakuktas Farmakologi dan Fisiologi didapat bahwa ). 79 sampai dengan 89% sangat setuju bahwa ini “meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang sistem syaraf (rata-rata 2.18, SD: 0.27 dengan jumlah mahasiswa 33), 79% memotivasi mahasiswa untuk belajar sistem syaraf (rata-rata: 2.24 dan SD: 0.22), 88% meningkatkan kemampuan Mahasiswa mengaplikasikan materi sistem syaraf (rata-rata: 1.82 dengan SD: 0.22) dan 88% mampu memotivasi belajar dan mampu mengplikasikan materi sistem syaraf (rata-rata: 2.09 dan SD 0.27)
Dari uraian diatas maka dapat disimpulakn bahwa: pembelajarn Discovery terbimbing dengan media video dapat mengnkatkan motivasi belajar dan mampu mendorong mahasiswa tahun pertama Fakultas farmakologi dan Fisiologi untuk mengaplikasikan materi sistem syaraf.
Rekomendasi
Pembelajarn Discovery terbimbing sangat tepat bila diterapkan dalam pembelajaran SAINS, karena siswa dituntut dan dituntun untuk menukan sendiri konsep-konsep materi yang disampaikan, dengan demikian siswa ataupun mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmunya kedalam kehidupan sehari-hari.

METABOLISME

PENGERTIAN METABOLISME


Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam makhluk hidup, mulai dari makhluk bersel satu yang sangat sederhana seperti bakteri, protozoa, jamur, tumbuhan, hewan sampai kepada manusia, makhluk yang susunan tubuhnya sangat kompleks.
Di dalam proses metabolisme makhluk hidup mendapat, mengubah, dan memakai senyawaJ kimia dari sekitarnya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Terdapat keseimbangan terus-menerus antara pembangunan atau metabolisme berbagai unsur-unsur kompleks dan jaringan, yang memakan energi, dan penghancuran atau katabolisme  unsur-unsur kompleks dengan pembebasan energi. Pada mas apertumbuhan atau masa penyembuhan dari penyakit terdapat anabolisme  yang lebih kuat. Pada waktu mati kelaparan atau penyakit terdapat katabolisme predominan.
Metabolisme meliputi: proses sintesis dan proses penguraian senyawa atau komponen dalam sel hidup. Proses sintesis itu disebut anabolisme dan proses prnguraian disebut katabolisme. Semua reaksi metabolisme dikatalisis oleh enzim, termasuk reaksi yang sederhana seperti penguraian asam karbonat menjadi air dan karbondioksida, proses pemasukan dan pengeluaran zat kimia dari dan ke dalam sel melalui membran; proses biosintesis protein yang panjang dan rumit; ataupun proses penguraian bahan makanan dalam sistem pencernaan mulai dari mulut, lambung, usus dan penyerapan hasil penguraian tersebut melalui dinding usus, serta penyebarannya ke seluruh bagian tubuh yang memerlukannya. Hal lain yang penting dari metabolisme adalah peranannya dalam proses detoksifikasi, yaitu mekanisme reaksi pengubahan zat yang beracun menjadi senyawa tak beracun yang dapat dikeluarkan dari tubuh.
Metabolisme dibedakan menjadi:
1)   Katabolisme (Proses perombakan)
2)   Anabolisme (Proses sintesis)
Anabolisme dibedakan dari katabolisme dalam beberapa hal:
  1. Anabolisme merupakan proses sintesis molekul kimia kecil menjadi molekul yang lebih besar, sedangkan katabolisme adalah sebaliknya, yaitu proses penguraian molekul besar menjadi molekul kecil;
  2. Anabolisme adalah proses yang membutuhkan energi sedangkan katabolisme melepaskan energi; anabolisme merupakan reaksi reduksi,
  3. Sedangkan katabolisme adalah rekasi oksidasi, sering kali hasil akhir anabolisme merupakan senyawa pemula untuk proses katabolisme.
  4. Sebagian besar proses metabolisme terjadi di dalam sel, oleh karena itu mekanisme masuk dan keluarnya zat kimia melalui membran sel mempunyai arti penting dalam mempertahankan keseimbangan energi dan materi di dalam tubuh.
Kecepatan metabolisme
Metabolisme basal adalah sebuah istilah untuk menunjukkan jumlah keseluruhan aktivitas metabolisme, dengan tubuh dalam keadaan istirahat fisik maupun mental. Dalam keadaan ini diperlukan oksigen paling sedikit, karena jaringan bekerja paling sedikit.
Kecepatan metabolisme basal diukur pada orang yang sedang istirahat (tidur), belum makan maupun minum pada malam hari. Oksidasi anatara oksigen dan karbon dioksida diukur.
Dari faktor yang mempengaruhi metabolisme tersebut, jelas dikatakan bahwa kecepatan metabolisme tergantung dari kegiatan seseorang. Pada seorang pekerja kasar akan lebih tinggi kecepatan matabolismenya daripada pekerja kantoran yang lebih banyak duduk dalam pekarjaannya.

Kecepatan metabolisme basal pada penyakit dipengaruhi oleh beberapa kelaianan pada kelenjar tiroid. Aktivitas kelenjar tiroid yang berlebihan akan menaikkan kecepatan metabolisme seperti pada hipertiroidisma. Kekurangan aktivitas kelenjar tiroid akan melemahkan kecepatan metabolisme seperti pada kretinisme dan mixuderma.
Untuk menutupi kehilangan napas dan untuk mempertahankan produksi energi yang diperlukan guna pembuatan panas dan kerja, maka orang memerlukan makanan.
Nilai ernergi dari makanan yang telah distandarkan dan dinyatakan dalam jumlah kalori yang dihasilkan oleh:
Protein, mengeluarkan            4-1       kalori setiap gram
Lemak                                     9-3       kalori setiap gram
Karbohirat                              4-1       kalori setiap gram
Kalori diperlukan                   
Untuk menghindarkan kehilangan berat badan, untuk mempertahankansuhu tubuh, dan untuk memberi persediaan untuk aktivasi fungsional semual sel, jaringan, kelenjar, dan organ.
Seorang yang menjalankan pekerjaan tangan yang berat memerlukan           3.500
Pekerja yang menjalankan pekerjaan duduk                                                   2.500
Seorang dalam istirahat                                                                                   1.800
Seorang pasien ditempat tidur                                                                         1.200

Daur energi di dalam sel
Molekul organik yang kompleks, seperti glukosa, mempunyai energi potensial yang besar karena keteraturan strukturnya. Ketidakteraturannya ataupun entropinya relatif rendah.  Bila glukosa dioksidasi oleh oksigen dihasilkan 6 molekul CO2 dan 6H2O serta energi yang dilepaskan dalam bentuk panas dan atom karbonnya mengalami kenaikan ketidakteraturan. Dalam hal ini atom karbon tersebut terpisah-pisah dalam bentuk CO2 sehingga menghasilkan bertambahnya posisi yang berbeda dari molekul yang satu terhadap yang lainnya. Hal ini menyebabkan naiknya entropi dan turunnya energi bebas.
Dalam sistem biologi, khususnya di dalam sel hidup, panas yang dihasilkan oleh oksidasi tersebut tidak dapat dipakai sebagai sumber energi. Proses pembakaran dalam sistem biologi berlangsung tanpa nyala atau pada suhu yang pembakaran dalam sistem biologi berlangsung tanpa nyala atau pada suhu yang rendah. Energi bebas yang terkandung di dalam molekul organik diubah dan disimpan dalam bentuk energi kimia, yaitu dalam stryktur ikatan kovalen dari gugus fosfat dalam molekul adenosin tripospat (ATP), yang terbentuk dengan perantaan enzim dari adenosin difosfat (ADP) dan senyawa fosfat anorganik. Reaksi ini merupakan suatu reaksi perpindahan gugus fosfat yaitu secara kimia dikaitkan dengan tahap reaksi oksidasi khas yang berlangsung dalam katabolisme.
ATP yang terbentuk kemudian diangkut ke setiap bagian dalam sel yang memerlukan energi. Dalam hal ini ATP berperan sebagai alat pengangkat energi bebas. Sebagian dari energi kimia yang terkandung dalam ATP itu dipindahkan bersama dengan gugus fosfat ujungnya, ke molekul penerima energi lain yang khas, sehingga molekul ini  menjadi senyawa bereneri kimia dan dapat berperan sebagai sumber energi untuk proses biokimia yang lainnya
Proses pengangkutan energi kimia lainnya di dalam sel berlangsungdengan proses pengangkutan elektron dengan perantaraan enzim, dari reaksi penghasil energi (katabolisme) ke reaksi pemakai energi (anabolisme) melalui suatu senyawa koenzim pembawa elektron. Nikotinamida adenin dinukleotida (NAD) dan nikotinamida adenin dinukleotida fosfat (NADP) adalah dua koenzim terpenting yang berperan sebagai molekul pengangkut elektron berenergi tinggi dari reaksi katabolisme ke reaksi anabolisme yang membutuhkan elektron.
Pengaturan Metabolisme Energi
Pengaturan metabolisme energi dipengaruhi oleh beberapa kerja hormon, diantaranya:
  1. Insulin,
  2. Glukagon,
  3. Kortisol
  4. Epinephrin
Sistem ke jalur anabolisme atau ke katabolisme tergantung pada ketersediaan ATP.










 

Komentar

Tag

Bahan Ajar (42) Biologi (33) Fisika (20) Guru (30) IPA (44) Kesehatan (11) Kimia (25) Kuliah (26) Media (3) Pembelajaran (56) Pendidikan (58) Penelitian (13) PLH (1)

Follower

Histats

Most Wanted