Sebagai makhluk hidup, anak selain
berinteraksi dengan orang atau manusia lain juga berinteraksi dengan sejumlah
makhluk hidup lainnya dan benda-benda mati. Makhluk hidup tersebut antara lain
adalah berbagai tumbuhan dan hewan, sedangkan benda-benda mati antara lain
udara, air, dan tanah. Manusia merupakan salah satu anggota di dalam lingkungan
hidup yang berperan penting dalam kelangsungan jalinan hubungan yang terdapat
dalam sistem tersebut sehingga seorang anak dalam perkembangan karakternya
tidak akan lepas dengan lingkungan yang ada disekitarnya.
Masih banyak yang beranggapan bahwa media pembelajaran selalu
terkait dengan teknologi tinggi, elektronika, digital dengan biaya mahal,
contohnya yang adalah media pembelajaran
adalah media cetak, transparansi, audio, slide Suara, video,
Multimedia Interaktif, e-learning. Namun sesungguhnya hal
tersebut merupakan pemikiran yang sempit dalam memaknai arti dari sebuah media
pembelajaran. Media pembelajaran terdiri dari berbagai macam jenis, dari media
pembelajaran yang sederhana dan murah hingga media pembelajaran yang canggih
dan mahal. Dari mulai rakitan pabrik hingga buatan tangan para guru itu
sendiri, bahkan ada pula yang telah disediakan oleh alam dilingkungan sekitar
kita yang dapat langsung digunakan sebagai media pembelajaran. Atas dasar
pemahaman tersebut diatas maka diharapkan tidak ada lagi argumentasi yang
muncul dikalangan para guru untuk tidak dapat menggunakan alat peraga oleh
karena biayanya mahal. Begitu banyaknya lingkungan disekitar kita yang dapat
digunakan sebagai media alat peraga tanpa perlu biaya mahal. Beberapa
benda dilingkungan kita dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar, baik yang
dimanfaatkan secara langsung (by utility resources) , ataupun yang
dirancang terlebih dahulu (by design resources) dan dapat pula dengan
cara rekayasa media.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) lingkungan diartikan sebagai
bulatan yang melingkungi (melingkari). Pengertian lainnya yaitu sekalian yang
terlingkung di suatu daerah. Dalam kamus Bahasa Inggris peristilahan lingkungan
ini cukup beragam diantaranya ada istilah circle, area, surroundings, sphere, domain,
range, dan environment, yang artinya kurang
lebih berkaitan dengan keadaan atau segala sesuatu yang ada di sekitar atau
sekeliling. Lingkungan
merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting dan memiliki nilai-nilai
yang sangat berharga dalam rangka proses pembelajaran siswa. Lingkungan dapat
memperkaya bahan dan kegiatan belajar. Menurut
Hujair AH. Sanaky (2009: 109) “benda asli merupakan alat yang paling efektif
untuk mengikutsertakan berbagai indera
dalam belajar”. Benda asli memiliki karakter yang masih orisinil, baik dalem
segi ukuran besar dan kecil, berat, warna dan kadang-kadang disertai dengan
gerak, bunyi, dan bau. Sehingga benda asli adalah benda dalam keadaan
sebenarnya dan seutuhnya. Dengan dasar tersebut, penggunaan benda asli yaitu
benda-benda nyata atau makhluk hidup (real life materials) dalam
pengajaran adalah hal yang paling baik, karena dalam melihat benda-benda asli
tersebut tentu memiliki ukuran, suara, gerakan, permukaan, bobot badan, dan
lain-lain.
Menurut Ronald H. Anderson (1987: 183) “untuk
mencapai hasil yang optimal dari pembelajaran, salah satu yang disarankan
adalah kegiatan dilakukan di lingkungan yang sangat mirip dengan keadaan yang
sebenarnya.” . Lingkungan nyata akan memberikan rangsangan yang amat penting
bagi siswa dalam mempelajari dan bereksplorasi untuk menemukan sesuatu yang
baru bagi dirinya.
Memanfaatkan lingkungan sebagai media
pembelajaran memiliki banyak keuntungan. Beberapa beberapa keuntungan
tersebut antara lain : 1) menghemat biaya, karena memanfaatkan
benda-benda yang telah ada di lingkungan, 2) praktis dan mudah dilakukan, tidak
memerlukan peralatan khusus seperti listrik, 3) memberikan pengalaman
yang riil kepada siswa, pelajaran menjadi lebih konkrit, tidak verbalistik, 4)
karena benda-benda tersebut berasal dari lingkungan siswa, maka benda-benda
tersebut akan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. hal
ini juga sesuai dengan konsep pembelajaran kontekstual (contextual
learning), 5) pelajaran lebih aplikatif, maksudnya materi belajar
yang diperoleh siswa melalui media lingkungan kemungkinan besar akan dapat
diaplikasikan langsung, karena siswa akan sering
menemui benda-benda atau peristiwa serupa dalam kehidupannya sehari-hari,
6) media lingkungan memberikan pengalaman langsung kepada siswa. dengan
media lingkungan, siswa dapat berinteraksi secara langsung dengan benda, lokasi
atau peristiwa sesungguhnya secara alamiah, 7) lebih komunikatif, sebab benda
dan peristiwa yang ada di lingkungan siswa biasanya mudah dicerna oleh siswa,
dibandingkan dengan media yang dikemas (Aristo Rahadi, 2010).
Pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan
riil akan bertambah kemungkinan bahwa siswa dapat mengembangkan sikap yang
posistif terhadap pekerjaan mereka sejak awal pembelajaran. Sikap tersebut
dapat dipupuk secara positif dengan membuat mereka mengenal bahwa keterampilan
mereka berkembang bersama dengan berlangsungnya pengajaran. Oleh karena itu,
kekhawatiran siswa pada saat mereka meninggalkan lingkungan belajar di kelas
untuk menghadapi situasi kerja nyata dapat dikurangi. Maka, dengan menggunakan
media lingkungan riil akan memberikan kesempatan siswa dalam belajar ekosistem
dapat melatih keterampilan manipulatif mereka dengan menggunkan panca indera
mereka.