Materi
Teknologi Media Pembelajaran (file .ppt)
Tampilkan postingan dengan label Bahan Ajar. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bahan Ajar. Tampilkan semua postingan
KONSEP DASAR BUMI DAN ANTARIKSA SD .ppt
MATERI .ppt KONSEP DASAR BUMI DAN ANTARIKSA SD:
1.1 STRUKTUR LAPISAN KULIT BUMI (LITOSFER)
1.2 BENTUK PERMUKAAN BUMI
1.3 PERUBAHAN BENTANG ALAM DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN
2.1 ATMOSFER
2.2 CUACA DAN IKLIM
2.3 KLASIFIKASI IKLIM
3 HIDROSFER
6 TATA SURYA
KOMPONEN DAN ASPEK-ASPEK DALAM LITERASI SAINS
Proses sains merujuk pada proses mental yang terlibat ketika
menjawab suatu pertanyaan atau memecahkan masalah, seperti mengidentifikasi dan
menginterpretasi bukti serta menerangkan kesimpulan (Rustaman et al., 2004). PISA (2000)
menetapkan lima komponen proses sains dalam penilaian literasi sains, yaitu:
- Mengenal pertanyaan ilmiah, yaitu pertanyaan yang dapat diselidiki secara ilmiah, seperti mengidentifikasi pertanyaan yang dapat dijawab oleh sains.
- Mengidentifikasi bukti yang diperlukan dalam penyelidikan ilmiah. Proses ini melibatkan identifikasi atau pengajuan bukti yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan dalam suatu penyelidikan sains, atau prosedur yang diperlukan untuk memperoleh bukti itu.
- Menarik dan mengevaluasi kesimpulan. Proses ini melibatkan kemampuan menghubungkan kesimpulan dengan bukti yang mendasari atau seharusnya mendasari kesimpulan itu.
- Mengkomunikasikan kesimpulan yang valid, yakni mengungkapkan secara tepat kesimpulan yang dapat ditarik dari bukti yang tersedia.
- Mendemonstrasikan pemahaman terhadap konsep-konsep sains, yakni kemampuan menggunakan konsep-konsep dalam situasi yang berbeda dari apa yang telah dipelajarinya.
Dari hasil akhir proses sains ini, siswa diharapkan dapat
menggunakan konsep-konsep sains dalam konteks yang berbeda dari yang telah
dipelajarinya. PISA memandang pendidikan sains untuk mempersiapkan warganegara
masa depan, yang mampu berpartisipasi dalam masyarakat yang akan semakin
terpengaruh oleh kemajuan sains dan teknologi, perlu mengembangkan kemampuan
anak untuk memahami hakekat sains, prosedur sains, serta kekuatan dan
keterbatasan sains. Termasuk di dalamnya kemampuan untuk menggunakan
pengetahuan sains, kemampuan untuk memperoleh pemahaman sains dan
kemampuan untuk menginterpretasikan dan mematuhi fakta. Alasan ini
yang menyebabkan PISA tahun 2003 menetapkan 3 komponen proses sains
berikut ini dalam penilaian literasi sains.
1. Mendiskripsikan, menjelaskan, memprediksi gejala
sains.
2. Memahami penyelidikan sains
3. Menginterpretasikan bukti dan kesimpulan sains.
Label:
Bahan Ajar,
Biologi,
Fisika,
Guru,
IPA,
Kesehatan,
Kimia,
Kuliah,
Pembelajaran,
Pendidikan,
Penelitian
PEMBELAJARAN LITERASI SAINS
Pembelajaran
literasi sains merupakan pembelajaran yang didasarkan pada pengembangan
kemampuan pengetahuan sains di berbagai sendi kehidupan, mencari solusi
permasalahan, membuat keputusan, dan meningkatkan kualitas hidup (Holbrook dan
Rannikmae dalam Holbrook, 1998).
Langkah-langkah
pembelajaran literasi sains diadopsi dan diadaptasi dari proyek Chemie im
Context atau ChiK (Nentwig et al.,
2002) yang disesuaikan dengan kriteria pembelajaran berbasis literasi sains
Holbrook (1998) dengan urutan sebagai berikut:
a. Tahap Kontak (Contact
Phase)
Pada tahap awal ini
dikemukakan isu-isu atau masalah-masalah yang ada di masyarakat atau menggali
berbagai peristiwa yang terjadi di sekitar siswa yang dapat bersumber dari
berita, artikel, atau pengalaman siswa sendiri. Topik tersebut kemudian
dikaitkan dengan materi yang akan dipelajari. Dengan begitu siswa diharapkan
menyadari pentingnya memahami materi tersebut.
b. Tahap Kuriositi (Curiosity Phase)
Pada tahap ini
dikemukakan permasalahan berupa pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengundang rasa penasaran dan
keingintahuan siswa. Pertanyaan ini berkaitan
dengan isu atau masalah yang telah dibicarakan dan untuk mampu menjawabnya,
siswa memerlukan pengetahuan dari materi yang akan dipelajari.
c. Tahap Elaborasi (Elaboration
Phase)
Pada
tahap ini dilakukan eksplorasi, pembentukan dan pemantapan konsep sampai pertanyaan pada
tahap kuriositi dapat terjawab. Eksplorasi, pembentukan dan pemantapan konsep tersebut dapat dilakukan
dengan berbagai metode, misalnya ceramah
bermakna, diskusi dan kegiatan praktikum, atau gabungan dari ketiganya. Melalui kegiatan inilah berbagai kemampuan siswa akan tergali lebih dalam,
baik aspek pengetahuan, keterampilan proses, maupun nilai dan sikap.
d. Tahap Pengambilan
Keputusan (Decision Making Phase)
Pada tahap ini
dilakukan pengambilan keputusan bersama dari permasalahan yang dimunculkan pada
tahap kuriositi. Dengan begini, penyelesaian dan permasalhan yang muncul
tersebut jelas dan benar-benar dapat dipahami oleh siswa tanpa ada keraguan.
e. Tahap Nexus (Nexus Phase)
Pada tahap ini
dilakukan proses pengambilan intisari (konsep dasar) dan materi yang
dipelajari, kemudian mengaplikasikannya pada konteks yang lain (dekontekstualsasi), artinya
masalah yang sama diberikan dalam konteks yang berbeda dimana memerlukan konsep
pengetahuan yang sama untuk pemecahannya (Nentwig et al,. 2002). Tahap ini dilakukan agar
pengetahuan yang diperoleh lebih aplikatif dan bermakna, tidak hanya di dalam
konteks pembelajaran tetapi juga di luar konteks pembelajaran.
f. Tahap Penilaian (Assesment
Phase)
Pada tahap ini
dilakukan penilaian pembelajaran secara keseluruhan yang berguna untuk menilai
keberhasilan belajar siswa. Penilaian dilakukan bukan hanya untuk menilai aspek
pengetahuan atau konten saja, tetapi juga aspek proses, aspek konteks aplikasi,
dan aspek sikap sains.
HUBUNGAN LITERASI SAINS DENGAN PISA
PISA (Programme for International
Student Assessment) adalah studi literasi yang bertujuan untuk
meneliti secara berkala tentang kemampuan siswa usia 15 tahun (kelas III SMP
dan Kelas I SMA) dalam membaca (reading literacy),
matematika (mathematics literacy), dan sains (scientific literacy). Penelitian yang dilakukan PISA
meliputi tiga periode, yaitu tahun 2000, 2003, dan 2006.
Pada tahun 2000 penelitian PISA difokuskan
kepada kemampuan membaca, sementara dua aspek lainnya menjadi pendamping. Pada
tahun 2003 aspek matematika menjadi fokus utama kemudian diteruskan aspek sains
pada tahun 2006. Studi PISA yang dilaksanakan oleh OECD (Organisation for Economic Co-operation & Development)
dan Unesco Institute for Statistics bertujuan
untuk mengukur kemampuan siswa pada akhir usia wajib belajar untuk mengetahui
kesiapan siswa menghadapi tantangan pengetahuan dimasyarakat (knowledge society). Penilaian yang dilakukan dalam
PISA berorientasi ke masa depan, yaitu menguji kemampuan anak muda itu untuk
menggunakan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam menghadapi tantangan
kehidupan nyata, tidak semata-mata mengukur kemampuan yang dicantumkan dalam
kurikulum sekolah.
Literasi sains menurut PISA diartikan sebagai
“ the capacity to use scientific
knowledge, to identify questions and to draw evidence-based conclusions in
order to understand and help make decisions about the natural world and the
changes made to it through human activity”. Literasi sains didefinisikan
sebagai kemampuan menggunakan pengetahuan sains, mengidentifikasi pertanyaan,
dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti, dalam rangka memahami serta
membuat keputusan berkenaan dengan alam dan perubahan yang dilakukan terhadap
alam melalui aktivitas manusia. Definisi literasi sains ini memandang literasi
sains bersifat multidimensional, bukan hanya pemahaman terhadap pengetahuan
sains, melainkan lebih dari itu. PISA juga menilai pemahaman peserta didik
terhadap karakteristik sains sebagai penyelidikan ilmiah, kesadaran akan
pentingnya sains dan teknologi membentuk lingkungan material, intelektual dan
budaya, serta keinginan untuk terlibat dalam isu-isu terkait sains, sebagai
manusia yang reflektif. Literasi sains
dianggap suatu hasil belajar kunci dalam pendidikan pada usia 15 tahun bagi
semua siswa, apakah meneruskan belajar sains atau tidak setelah itu. Berpikir
ilmiah merupakan tuntutan warga negara, bukan hanya ilmuwan.
KURIKULUM SAINS
Ruang Lingkup Bahan
Ajar
Ruang
lingkup bahan ajar dikalsifikasikan menjadi 2 kategori:
- Peserta didik kelas 1 – 9 meliputi: 1) makhluk hidup dan kehidupan, 2) bendan dan sifatnya, 3) energi dan perubahannya, 4) bumi dan alam semesta.
- Peserta didik kelas 10 – 12 meliputi: cabang sains yaitu Fisika, Kimia, dan Biologi memiliki ruang lingkup bahan ajar sendiri-sendiri.
Proses Pembelajaran
Proses
pembelajaran menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung, kontekstual
dan berpusat pada peserta didik, guru bertindak sebagai fasilitator. Proses
pembelajaran yang terlihat dalam SK dan KD kurikulum 2006. Contoh Fisika SD
yang berhubungan dengan kerja ilmiah:
- Kelas 1 – 3 belum mengenal tentang cara kerja ilmiah. Hanya terbatas pada mengenal, mengidentifikasi, membiasakan, membedakan, menggolongkan, dan mendeskripsikan.
- Kelas 4 mulai mengenal cara kerja ilmiah, contoh: gaya dapat merubah bentuk dan gerak suatu benda.
- Kelas 5 mulai memahami cara kerja ilmiah, yaitu menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap, tetapi sebagian besar hanya mengidentifikasi dan mendekripsikan.
- Kelas , mulai tampak adanya cara kerja ilmiah, yaitu melakukan penyelidikan hubungan antara gaya dan gerak.
- Kelas 7 – 12, mulai paham tampak jelas bahwa kerja ilmiah banyak digunakan dalam pembelajaran sains, selain menganalisis dan pemecahan masalah.
Penilaian atau Asesmen
Ditinjau
dar kurikulum sains SD, SMP, dan sains Fisika SMA, asesmen pembelajaran sains
SD, SMP, dan SMA menekankan pada penilaian kinerja atau penilaian otontik (authentic assessment) dan pemecehan
masalah (problem solving). Kurikulum
pendidikan sains yang dikembangkan oleh the
National Research Council USA dan diterbitkan oleh National Academy Press,
Washington DC.
Standar Isi (Content)
- Garis besar standar isi sains berupa apa saja yang akan diketahui, dipahami, dan dapat dilakukan dalam sains oleh peserta didik; dari TK sampai kelas 12. Ruang lingkup sains dibagi menjadi delapan kategori: 1. Pemersatu konsep dan proses sains; 2. Sains sebagai inkuiri, 3. Ilmu-ilmu kealaman, 4. Ailmu-ilmu hayati, 5. Ilmu pengetahuan bumi dan antariksa (IPBA); 6. Sains dan teknologi; 7. Sains dalam perspektif personal dan sosial; dan 8. Sejarah dan hakekat sains.
Standar Pengajaran Sains
- Mendeskripsikan apa saja yang harus dipahami dan dikerjakan oleh guru-gur sains diseluruh tingkatan kelas.
- Perencanaan program sains berdasar penyelidikan
- Tindakan membimbing dan memfasilitasi pembelajaran peserta didik
- Membuat asesmen pengajaran dan pembelajaran peserta didik
- Pengembangan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk belajar IPA
- Menciptakan komunitas pembelajar Sains
- Merencanakan dan mengembangkan program sains sekolah
Standar Penilaian (Asesmen)
- Menyediakan kriteria untuk menentukan kualitas praktik-praktik penilaian.
- Konsistensi penilaian dengan suatu keputusan merupakan desain untuk informasi
- Penilaian prestasi dan kesempatan keduanya untuk belajar sains
- Mencocokan antara kualitas teknis dari kumpulan data dan konsekuensi tindakan yang diambil dari basis data tersebut
- Kejujuran dri praktik penilaian
- Ketepatan penarikan kesimpulan yang dibuat dari penialian tentang prestasi peserta didik dan kesempatan untuk belajar.
Dari
kuriulum yang dikembangankan oleh the National
Research Council USA dapat diperoleh pokok-pokok pikiran untuk pengembangan
kurikulum sains kedepan:
- Penggolongan standar isi untuk seluruh tingkatan kelas yang sama. Perbedaannya terletak pada kesesuaian antara dimensi pengetahuan (knowledge) dan dimensi proses kognitif (pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif).
- Pada pengajaran sains, guru hendaknya a) mengajar IPA berbasis inkuri, b) sebagai pembimbing dan fasilitator, c) menciptakan pembelajaran yang berpusat kepada siswa, d) merancang lingkungan sedemikian rupa untuk sumber pembelajaran kontekstual, e) menciptakan kelompok belajar sains.
- Penilaian belajar hendaaknya menekankan pada aspek-aspek yang penting, bukan yang mudah untuk diniliai.
- Penilaian hasil belajar jangka panjang berupa kemampuan (ability) yang dicapai melalui interaksi antara pengetahuan (knowledge) dan ketrampilan (skills), dengan penilaian otentik berdasarkan data dan jujur.
Materi .ppt download disini
VIRUS
Ciri-ciri virus:
- Kebanyakan memiliki ukuran ultra mikroskopik antara 20 mi – 300 mi (1 mi: 1 x 10-6)
- Ilmu yang mempelajari virus: virologi
- Tidak memiliki protoplasma
- Umumnya berupa hablur/ kristal
- Bentuk bervariasi: memanjang (batang atau jarum), oval, bulat, kotak berbidang banyak (polyhedron), ada yang berbentuk T.
- Bersifat aktif hanya pada makhluk hidup spesifik
Alasan
virus bukan termasuk makhluk hidup
- Tidak memiliki protoplasma
- Dapat dikristalkan
- Ukurannya yang sangat kecil
Sedangkan menurut biologi virus termasuk makhluk hidup
adalah:
- Memiliki DNA/RNA
- Mampu bereproduksi (dalam sel hidup)
Sejarah Penemuan Virus:
Ditemukan pertama kali oleh Adolf Mayer (1885) yaitu
bercak-bercak kuning (mosaik) pada tembakau. Hal tersebut dikuatkan oleh Dimitri
Ivanovsky (1892) dan M. Beijerink (1899) yaitu terdapat pada daun tembakau yang
menyebabkan belang-belang pada daun tembakau yang dikenal dengan mosaik daun.
Pada tahun 1897, oleh Loftler dan Frosch menemukan virus yang
menyebabkan penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak., berikutnya Reed (1990)
menemukan virus yang menyebabkan kuning pada manusia .
Towrt (1916) dan d’ Herelle (1917) menemukan virus bakteri
yang menyebabkan lisis (penguraian), virus tersebut adalah bakteriofage
(pemakan bakteri).
Peranan Virus
Virus
Menguntungkan
- Virus yang melemahkan bakteri yaitu virus yang menyerang bakteri pathogen, ketika DNA virus lisogenik masuk ke dalam DNA bakteri pathogen. Contoh: Bakteri penyebab difteri dan demam scarlet Selain itu virus digunakan untuk memproduksi vaksin.
- Virus Merugikan
- Beberapa virus menyebabkan penyakit seperti mata belek, influenza, polio, cacar, campak, hepatitis, rabies, herpes, gondong, kanker, AIDS, dan ebola.
PERBEDAAN PENDEKATAN, STRATEGI, METODE DAN TEKNIK PEMBELAJARAN
A.
PENDEKATAN
PEMBELAJARAN
Menurut Joni (1992/1993) pendekatan
adalah cara umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian. Dengan
demikian dapat dikemukakan bahwa pendekatan pembelajaran adalah cara memandang
terhadap pembelajaran. Killen (1998) menggunakan dua pendekatan utama dalam
pembelajaran yaitu pendekatan yang berpusat pada aktivitas guru (teacher centered aproach) dan pendekatan
yang berpusat kepada siswa (student
centered approach).
B.
STRATEGO
PEMBELAJARAN
Apabila guru telah mengambil
keputusan tentang pendekatan yang akan diterapkan dalam pembelajarannya, maka
langkah selanjutnya adalah menetukan strategi yang akan digunakan. Menurut Joni
(1992/1993) strategi adalah ilmu atau kiat di dalam memanfaatkan segala sumber
yang dimiliki dan/atau yang dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Acuan utama dalam penentuan strategi pembelajaran adalah
tercapainya tujuan pembelajaran.
C.
METODE
PEMBELAJARAN
Dalam bahasa Inggris, method berarti cara. Apabila dikaitkan
dengan pembelajaran, metode adalah cara yang digunakan guru dalam dalam
membelajarkan siswa. Menurut Joni (1992/1993) mengemukakan bahwa metode adalah
berbagai cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencapai
tujuan tertentu. Beberapa bentu metode mengajar yang kita kenal adalah ceramah,
diskusi, tanya jawab, simulasi, pemberian tugas, kerja kelompok, demonstrasi (modelling), eksperimen, pemecahan
masalah, inkuiri, dan sebagainya.
D.
TEKNIK
PEMBELAJARAN
Teknik pembelajaran mengacu pada
ragam khas penerapan suatu metode sesuai dengan latar penerapan tertentu,
seperti kemampuan dan kebiasaan uru, ketersediaan peralatan, kesiapan siswa,
dan sebagainya (Joni 1992/1993). Teknik pembelajaran merupakan wujud konkret
dari penggunaan metode, strategi, dan pendekatan pembelajaran.
KONSEP DAN PRINSIP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Hakikat mengajar adalah membelajarkan
siswa, dala arti mendorong dan membimbing siswa belajar.
KONSEP
BELAJAR
Menurut Gangne (1985) bahwa belajar
adalah suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat
pengalaman. Terdapat tiga atribut belajar yaitu: proses, perubahan perilaku,
dan pengalaman.
Proses
Belajar
adalah proses mental dan emosional atau proses berfikir dan merasakan.
Seseorang dikatakan belajar bila pikiran dan perasaannya aktif.
Perubahan perilaku
Seseorang
yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya, baik yang berupa
pengetahuan, keterampilan, atau penguasaan nilai-nilai (sikap). Perubahan
perilaku sebagai hasil belajar ialah perubahan yang dihasilkan dari pengalaman
(interaksi dengan lingkungan), tempat proses mental dan emosional terjadi.
Perubahan perilaku sebagai hasil belajar dikelompokkan 3 ranah: Kognitif,
afektif dan psikomotor.
Pengalaman
Belajar adalah
mengalami, dalam arti belajar belajar belajar terjadi di dalam interaksi antara
individu dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.
Lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan yang memicu dan menantang siswa
belajar.
Implikasi konsep belajar terhadap
pembelajaran adalah sebagai berikut:
- Pada prinsipnya, strategi pembelajaran digunakan guru untuk mengaktifkan siswa belajar (mental dan emosional)
- Perubahan perilaku siswa sebagai hasil belajar harus dirumuskan secara jelas dalam rumusan kompetensi yang mengandung tujuan pembelajaran atau indikator (pengetahuan, keterampilan, dan sikap)
- Guru hars menyiapkan lingkungan belajar yang memicu dan menantang siswa belajar. Lingkungan yang memungkingkan siswa belajar dengan melalui pengalaman langsung atau pengamatan langsung hasilnya kan lebih baik daripada belajar dengan melalui pengalaman tidak langsung.
PRINSIP
BELAJAR
Prinsip belajar merupakan ketentuan
atau hukum yang harus dijadikan pegangan di dalam pelaksanaan kegiatan belajar.
Sebagai suatu hukum, prinsip belajar akan sangat menentukan proses dan hasil
belajar.
Motivasi
Berfungsi
sebagai penggerak aktivitas. Bila motornya tidak ada, maka aktivitas tidak akan
terjadi; dan bila motornya lemah, aktivitas yang terjadi pun lemah pula.
Motivasi belajar berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai oleh individu yang
sedang belajar itu sendiri.
Perhatian
Adalah
pemusatan energi psikis (pikiran dan perasaan) terhadap suatu objek.
Memunculkan perhatian seseorang pada suatu objek dapat diakibatkan oleh dua
hal: 1) orang itu mempunyai kaitan dengan dirinya, misalkan dengan kebutuhan,
cita-cita, pengalaman, bakat, dan minat. 2) objek itu sendiri dipandang
memiliki sesuatu yang lain dari yang lain dari yang sudah biasa.
Aktivitas
Belajar
adalah aktivitas, yaitu aktivitas mental dan emosional.
Balikan (umpan balik)
Perbedaan Individual
KARAKTERISTIK SISWA SEKOLAH DASAR (SD)
Sebagaimana dikemukakan oleh Angela Anning (1994)
perkembangan belajar anak itu sebagai berikut
- Kemampuan berfikir anak itu berkembang secara sekuensial dari kongkrit menuju abstrak.
- Anak harus siap menuju ke tahap perkembangan berikutnya dan tidak boleh dipaksakan untuk bergerak menuju tahapperkembangan kognitif yang lebih tinggi, misalnya:dalam hal membaca permulaan, mengingat angka,dan belajar konservasi.
- Anak belajar melalui pengalaman-pengalaman langsung, khususnya melalui aktivitas bermain.
- Anak memerlukan pengembangan kemampuan penggunaan bahasa yang dapat digunaka secara efektif di sekolah.
- Perkembangan sosial anak bergerak dari egosentris menuju kepada kemampuan untuk berempati dengan yang lain.
- Setiap anak sebagai seorang individu, masing-masing memiliki cara belajar yang unik.
Karakteristik pertumbuhan kejiwaan sebagai
berikut.
- Pertumbuhan fisik dan motorik maju pesat.
- Kehidupan sosialnya diperkaya dalam hal kemampuan, kerjasama juga bersaing dan kehidupan kelompok sebaya.
- Semakin menyadari diri selain mempunyai keinginan, perasaan tertentu dan minat tertentu.
- Kemampuan berfikirnya masih dalam tingkatan persepsional.
- Dalam bergaul, bekerjasama dan kegiatan bersama tidak membedakan jenis yang menjadi dasar adalah perhatian dan pengalaman yang sama.
- Mempunyai kesanggupan untuk memahami hubungan sebab akibat.
- Ketergantungan kepada orang dewasa semakin berkurang dan kurang memerlukan perlindungan orang dewasa (tim dosen FIP IKIP Malang, 1980 dalam Drs. Suharjo, M. S., M.A)
Karakteristik utama siswa sekolah dasar adalah mereka
menampilkan perbedaan-perbedaan individual dalam banyak segi dan bidang, di
antaranya adalah perbedaan dalam intelegensi, kemampuan dalam kognitif dan
bahasa, perkembangan kepribadian dan perkembangan fisik anak.
Menurut Erikson perkembangan psikososial pada usia enam
sampai pubertas, anak mulai memasuki dunia pengetahuan dan dunia kerja yang
luas. Peristiwa penting pada tahap ini anak mulai masuk sekolah, mulai
dihadapkan dengan tekhnologi masyarakat, di samping itu proses belajar mereka
tidak hanya terjadi di sekolah.
Sedangkan menurut Thornburg (1984) anak sekolah dasar
merupakan individu yang sedang berkembang, barang kali tidak perlu lagi
diragukan keberaniannya. Setiap anak sekolah dasar sedang berada dalam
perubahan fisik maupun mental mengarah yang lebih baik. Tingkah laku mereka
dalam menghadapi lingkungan sosial maupun non sosial meningkat. Menurut Piaget
ada lima faktor yang menunjang perkembangan intelektual yaitu : kedewasaan (maturation), pengalaman fisik (physical experience), penyalaman logika matematika (logical mathematical experience), transmisi sosial (social transmission), dan proses keseimbangan (equilibriun) atau proses pengaturan sendiri (self-regulation ) Erikson
mengatakan bahwa anak usia sekolah dasar tertarik terhadap pencapaian hasil
belajar.
Piaget mengidentifikasikan tahapan perkembangan intelektual
yang dilalui anak yaitu:
- Tahap sensorik motor usia 0-2 tahun.
- Tahap operasional usia 2-6 tahun
- Tahap opersional kongkrit usia 7-11 atau 12 tahun.
- Tahap operasional formal usia 11 atau 12 tahun ke atas.
Berdasarkan uraian di atas, siswa
sekolah dasar berada pada tahap operasional kongkrit, pada tahap ini anak
mengembangkan pemikiran logis, masih sangat terikat pada fakta-fakta
perseptual, artinya anak mampu berfikir logis, tetapi masih terbatas pada
objek-objek kongkrit, dan mampu melakukan konservasi.
Nasution (1992) mengatakan bahwa masa kelas tinggi sekolah
dasar mempunyai beberapa sifat khas sebagai berikut :
- Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang kongkrit
- Amat realistik, ingin tahu dan ingin belajar
- Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus, oleh ahli yang mengikuti teori faktor ditaksirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor
- Pada umumnya anak menghadap tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha menyelesaikan sendiri
- Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolah
- Anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk bermain bersama-sama.
- Seperti dikatakan Darmodjo (1992) anak usia sekolah dasar adalah anak yang sedang mengalami perrtumbuhan baik pertumbuhan intelektual, emosional maupun pertumbuhan badaniyah, di mana kecepatan pertumbuhan anak pada masing-masing aspek tersebut tidak sama, sehingga terjadi berbagai variasi tingkat pertumbuhan dari ketiga aspek tersebut.
Karakteristiknya antara lain:
- Senang bermain
- Senang bergerak
- Senang bekerja dalam kelompok
- Senang merasakan/ melakukan sesuatu secara langsung.
- Anak cengeng dan manja
- Anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain.
- Senang diperhatikan
- Senang meniru
SEL
Robert
Hooke (1655)
Menggunakan bagian
mikroskop untuk menggambarkan pori kecil pada irisan gabus, yaitu sel.
Antoni
Van Leuwenhoek (1674)
Membuat dan menggunakan mikroskop cahaya
sederhana melaporkan penemuan protoazoa (berikutnya sekitar 9 tahuan kemudian
di temukan bakteri)
Schleiden
dan Schwann (1838)
Mengusulkan teori sel, bahwa sel terjdai setelah 20
tahun kemudian, ketika Rudolph Virchow, ahli Patologi Jerman mempublikasikan
teori Omnis Cellula e celulla” artinya
semua sel berasala dari sel sebelumnya.
Sel
merupakan unit struktural dan fungsional terkecil dari suatu makhluk hidup.
Ciri-ciri
sel:
·
Ukuran mikroskopis (bersifat nanometer
10-9 sampai dengan mikrometer 10-6)
·
Dapat ditembus cahaya
·
Dibutuhkan teknik pewarnaan untuk
mempelajari lebih lanjut
PEBEDAAN SEL HEWAN DAN TUMBUHAN
Sel Hewan
|
Sel Tumbuhan
|
1.
Tidak memiliki dinding sel
|
1. Memiliki dinding sel dan membran sel
|
2.
Tidak memiliki plastida
|
2.
Umumnya memiliki plastida
|
3.
Memiliki lisosom
|
3.
Tidak memiliki lisosom
|
4.
Memiliki sentrosom
|
4.
Tidak memiliki sentrosom
|
5. Timbunan zat berupa lemak dan glikogen
|
5.
Timbunan zat berupa pati
|
6.
Bentuk tidak tetap
|
6.
Bentuk tetap
|
7. Pada hewan tertentu memiliki vakuola, ukuran kecil,
sedikit
|
7. Memiliki vakuola ukuran besar, banyak
|
Berdasarkan
ada tidaknya membran inti sel dibedakan menjadi:
1. Memiliki
membran nukleus (Eukariotik)
2. Tidak
memiliki membran inti (Prokariotik) Contohnya:
Bakteri, Cyanobakteria, dan alga hijau biru.
STRUKTUR DAN FUNGSI PERMUKAAN SEL
DAN ORGANEL-ORGANEL SEL
1. Struktur
dan Fungsi Permukaan Sel
a. Membran
Plasma (membran sel)
·
Letak: mengelilingi cairan sel (sitoplasma) dan organel-organel sel.
·
Terdiri dari dua lapis fosfolipid,
mengandung fosfolipid yang berbeda
·
Fungsi: Melindungi isi sel, memberikan
bentuk pada sel, tempat perpindahan materi dari dan ke dalam sel.
·
Terdapat 3 macam proses keluar dan
masuknya substansi melalui membran plasma:
1) Difusi
sederhana
2) Difusi
berfasilitas, keluar dan masuknya ion atau molekul yaitu a) dengan perantara
pori yang dibentuk oleh protein; b) dengan berdifusi langsung melalui fase lipid membran (urea, etanol); c)
ditangkap oleh ionofor (Ca2+); d) di ikat oleh Carrier atau transporter,
protein yang merubah konformasi dan melepaskan muatannya (ex: Cl-)
kearah yang beralawanan.
3) Transport
aktif
Pemindahan
ion melalui membran plasma membutuhkan energi, khsusunya terjadi ketika
perpindahan ion melawan gradien konsentrasi (dari rendah ke tinggi).
·
Terjadi peristiwa difusi dan osmosis, difusi:
transport ion dan molekul melintasi membran, pergerakan air dari dan ke suatau
sel melalui membran semi permeabel
b. Dinding
Sel
·
Hanya dimiliki oleh sel tumbuhan,
bakteri, dan beberapa fungi
·
Berfungsi sebagai penguat dan pelindung
·
Sebagaian besar tumbuhan disusun oleh
selulosa (polisakarida dengan berat molekul yang tinggi) tersusun beberapa
lapis membran di atas membran sel.
·
Pada tumbuhan terdiri atas tiga bagian:
lamela tengah, dinding primer, dan dinding sekunder.
·
Pada bakteri menandung polisakarida,
lipid, dan peptidoglikan (rantai pendek asam, amino dan gula)
c. Glikokaliks
·
Disebut juga selaput gula pada sel hewan
yang terdiri dari molekul glikolipid dan glikoprotein.
·
Banyak ditemukn pada permukaan epitel
2.
STRUKTUR
DAN FUNGSI ORGANEL-ORGANEL SEL
1. Sitoplasma
Merupakan
substansi semicair dilindungi oleh membran plasma, mengandung organel-organel
dan molekul yang bertanggung jawab pada metabolisme dan beberapa fungsi sel.
2. Nukleus
(inti sel)
Pada
eukariotik menyimpan materi genetik (DNA) yang ditempatkan pada kromosom
3. Ribosom
Disusun
oleh dua sub unit RNA, dan tempat terjadinya sintesis protein.
4. Retikulum
Endoplasma
Terdiri
dari RE kasar dan RE halus
RE
kasar tempat terjadinya sintesis , modifikasi dan transport protein, sedangkan
RE halus sebagai transpor dan sintesis lemak, steroid dan detoksifikasi
5. Badan/
aparatus golgi
Tempat
molekul dibuat di dalam RE, dimodifikasi dan dikemas untuk dikirim ke
sitoplasma.
6. Vakuola
Dapat
menyimpan cairan, nutrisi, dan cairan tidak bermuatan, juga limbah. Merupakan
suatu bentuk fagositosis, ketika mengambil cairan disebut pinositosis,
mengambil benda padat disebut endositosis, dan mengeluarkan benda padat
eksositosis.
7. Vesikel
Berselaput
8. Lisosom
Menandung
bermacan enzim penghancur dan pencerna bahan-bahan dan sisa-sisa sel.
9. Perosisom
10. Mitokondria
Organel
yang mereplikasi diri, ditemukan dalam semua sel eukariotik. Memiliki membran
luar dan membran dalam disebut krista tempat dibentuknya ATP, dan daerah pusat
matriks.
11. Plastida
Merupakan
tempat fotosintesi pada sel tumbuhan, atau tempat penyimpanan bermacam nutrisi
dan pigmen (kloroplas berwarna hijau dan leukoplas tidak berwarna
12. Sitokesleton
13. Sentriol
14. Silia
dan Flagela
Langganan:
Postingan (Atom)