Sebagaimana dikemukakan oleh Angela Anning (1994)
perkembangan belajar anak itu sebagai berikut
- Kemampuan berfikir anak itu berkembang secara sekuensial dari kongkrit menuju abstrak.
- Anak harus siap menuju ke tahap perkembangan berikutnya dan tidak boleh dipaksakan untuk bergerak menuju tahapperkembangan kognitif yang lebih tinggi, misalnya:dalam hal membaca permulaan, mengingat angka,dan belajar konservasi.
- Anak belajar melalui pengalaman-pengalaman langsung, khususnya melalui aktivitas bermain.
- Anak memerlukan pengembangan kemampuan penggunaan bahasa yang dapat digunaka secara efektif di sekolah.
- Perkembangan sosial anak bergerak dari egosentris menuju kepada kemampuan untuk berempati dengan yang lain.
- Setiap anak sebagai seorang individu, masing-masing memiliki cara belajar yang unik.
Karakteristik pertumbuhan kejiwaan sebagai
berikut.
- Pertumbuhan fisik dan motorik maju pesat.
- Kehidupan sosialnya diperkaya dalam hal kemampuan, kerjasama juga bersaing dan kehidupan kelompok sebaya.
- Semakin menyadari diri selain mempunyai keinginan, perasaan tertentu dan minat tertentu.
- Kemampuan berfikirnya masih dalam tingkatan persepsional.
- Dalam bergaul, bekerjasama dan kegiatan bersama tidak membedakan jenis yang menjadi dasar adalah perhatian dan pengalaman yang sama.
- Mempunyai kesanggupan untuk memahami hubungan sebab akibat.
- Ketergantungan kepada orang dewasa semakin berkurang dan kurang memerlukan perlindungan orang dewasa (tim dosen FIP IKIP Malang, 1980 dalam Drs. Suharjo, M. S., M.A)
Karakteristik utama siswa sekolah dasar adalah mereka
menampilkan perbedaan-perbedaan individual dalam banyak segi dan bidang, di
antaranya adalah perbedaan dalam intelegensi, kemampuan dalam kognitif dan
bahasa, perkembangan kepribadian dan perkembangan fisik anak.
Menurut Erikson perkembangan psikososial pada usia enam
sampai pubertas, anak mulai memasuki dunia pengetahuan dan dunia kerja yang
luas. Peristiwa penting pada tahap ini anak mulai masuk sekolah, mulai
dihadapkan dengan tekhnologi masyarakat, di samping itu proses belajar mereka
tidak hanya terjadi di sekolah.
Sedangkan menurut Thornburg (1984) anak sekolah dasar
merupakan individu yang sedang berkembang, barang kali tidak perlu lagi
diragukan keberaniannya. Setiap anak sekolah dasar sedang berada dalam
perubahan fisik maupun mental mengarah yang lebih baik. Tingkah laku mereka
dalam menghadapi lingkungan sosial maupun non sosial meningkat. Menurut Piaget
ada lima faktor yang menunjang perkembangan intelektual yaitu : kedewasaan (maturation), pengalaman fisik (physical experience), penyalaman logika matematika (logical mathematical experience), transmisi sosial (social transmission), dan proses keseimbangan (equilibriun) atau proses pengaturan sendiri (self-regulation ) Erikson
mengatakan bahwa anak usia sekolah dasar tertarik terhadap pencapaian hasil
belajar.
Piaget mengidentifikasikan tahapan perkembangan intelektual
yang dilalui anak yaitu:
- Tahap sensorik motor usia 0-2 tahun.
- Tahap operasional usia 2-6 tahun
- Tahap opersional kongkrit usia 7-11 atau 12 tahun.
- Tahap operasional formal usia 11 atau 12 tahun ke atas.
Berdasarkan uraian di atas, siswa
sekolah dasar berada pada tahap operasional kongkrit, pada tahap ini anak
mengembangkan pemikiran logis, masih sangat terikat pada fakta-fakta
perseptual, artinya anak mampu berfikir logis, tetapi masih terbatas pada
objek-objek kongkrit, dan mampu melakukan konservasi.
Nasution (1992) mengatakan bahwa masa kelas tinggi sekolah
dasar mempunyai beberapa sifat khas sebagai berikut :
- Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang kongkrit
- Amat realistik, ingin tahu dan ingin belajar
- Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus, oleh ahli yang mengikuti teori faktor ditaksirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor
- Pada umumnya anak menghadap tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha menyelesaikan sendiri
- Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolah
- Anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk bermain bersama-sama.
- Seperti dikatakan Darmodjo (1992) anak usia sekolah dasar adalah anak yang sedang mengalami perrtumbuhan baik pertumbuhan intelektual, emosional maupun pertumbuhan badaniyah, di mana kecepatan pertumbuhan anak pada masing-masing aspek tersebut tidak sama, sehingga terjadi berbagai variasi tingkat pertumbuhan dari ketiga aspek tersebut.
Karakteristiknya antara lain:
- Senang bermain
- Senang bergerak
- Senang bekerja dalam kelompok
- Senang merasakan/ melakukan sesuatu secara langsung.
- Anak cengeng dan manja
- Anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain.
- Senang diperhatikan
- Senang meniru